#Cacahan : Memahami makna Manusia sebagai ciptaan yang sempurna

(Sumber gambar dari Google)

Dalam Al-Quran difirmankan oleh Allah SWT bahwasanya manusia adalah sebaik-baik ciptaan dan dilebihkan diantara makhluknya yang lain dengan kelebihan yang sempurna.

70.  Dan Sesungguhnya Telah kami muliakan anak-anak Adam, kami angkut mereka di daratan dan di lautan[862], kami beri mereka rezeki dari yang baik-baik dan kami lebihkan mereka dengan kelebihan yang Sempurna atas kebanyakan makhluk yang telah kami ciptakan.

[862]  Maksudnya: Allah memudahkan bagi anak Adam pengangkutan-pengangkutan di daratan dan di lautan untuk memperoleh penghidupan.

Manusia dikatakan sebagai makhluk yang sangat sempurna, maka dimanakah letak kesempurnaan manusia?

Sering kali banyak diantara kita memahami kesempurnaan hanya dari tampilan fisik, apakah kemudian mereka yang terlahir dengan kekurangan fisik disebut tidak sempurna? Semua manusia diciptakan begitu sangat sempurna, walaupun bila kemudian ada yang terlahir dengan keadaan fisik yang cacat, itu bukanlah tolak ukur dari kesempurnaan seorang manusia.
Mengapa manusia disebut sebagai makhluk yang sempurna dalam penciptaan? Karena manusia dikaruniai akal dan perasaan, perkara sempurnanya manusia bukan terletak di fisik saja, tapi dua hal yang disebutkan tadi lah yang menjadi ukuran kesempurnaan manusia, ketika manusia bisa merasakan kasih sayang, cinta, kesabaran, amarah ataupun ego dan ketika manusia bisa berpikir serta menggunakan akalnya dengan sehat.

Bahkan ketidak sempurnaan lah yang membuat manusia menjadi sempurna, misalnya manusia itu tidak terlepas dari salah dan lupa, manusia bukanlah robot ataupun komputer yang hanya mengandalkan rasionalitas logika semata tanpa memperdulikan perasaan emosional, pun bukan binatang yang hanya memperturutkan emosional tanpa memperdulikan akal. Allah sudah memberikan kesempurnaan dalam penciptaan manusia, tinggal bagaimana manusia agar mempergunakan kesempurnaan yang telah Allah karuniakan kepada kita (manusia) tidak menjadi sia-sia, sudah diberikan akal pikiran dan emosional namun tidak dipergunakan dengan bijak, atau bahkan akal pikiran dan perasaanya tidak dipakai sama sekali, misalnya melakukan pembunuhan dengan sengaja, perampokan, pemerkosaan, memfitnah, dan sederet perilaku yang mirip binatang. Seandainya akal pikiran dan perasaannya ia pergunakan dengan baik, maka perbuatan membunuh dan hal buruk lainnya tidak akan ia lakukan.

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama