Membangun Mental Struggle


SCALEUPJOURNEY - Mental struggle adalah mental pantang menyerah dan berjiwa tangguh, ia hanya dimiliki oleh para pemenang berjiwa luas, penuh kesabaran dan berkesadaran dalam hidup.

Karakteristik mental struggle yaitu, ia yang memandang dan memiliki mindset bahwa tidak ada tantangan dan rintangan apapun di dunia ini yang sulit, selama nyawa masih ada di kandung badan, selama akal masih bekerja, selama tubuh masih mampu bergerak, tak ada alasan apapun bagi dirinya untuk menyerah. Intinya, ia seorang yang unstoppable, yang tak terhentikan.

Hanya ada satu hal yang mampu menghentikannya, yaitu kematian. Mental struggle ini tidak terbangun begitu saja, mental struggle tumbuh dan berkembang dari satu nilai keyakinan yang kuat, ia bisa berasal dari nilai mana pun, namun, yang pasti, mental struggle ini tumbuh dari penyerahan diri yang total dan penuh kepada sesuatu yang di mana orang tersebut bergantung atau menggantungkan segala sesuatu di hidupnya kepada objek tersebut.

Seorang yang memiliki mental struggle selalu melihat tantangan dan rintangan hidup sebagai wahana permainan yang asyik dan seru yang harus ditaklukkan. Ia menjadikan setiap jatuh bangun kehidupan sebagai permainan yang harus diselesaikan dengan baik agar bisa meraih score tertinggi.


Lalu, bagaimana cara membangun mental struggle :

1. Tidak menggantungkan dan mengikatkan diri kepada apapun dan siapapun, kecuali hanya kepada suatu nilai hidup yang diyakini, misalnya, hanya bergantung kepada Tuhan.

2. Tidak mengandalkan orang lain, lebih mengutamakan upaya yang berasal dari diri sendiri selama ia mampu melakukannya. Tidak mengandalkan orang lain bukan berarti tidak membutuhkan orang lain. Misalnya, ketika ia meminta pertolongan atau pun kerjasama kepada orang lain, tapi kemudian hal tersebut tidak ditanggapi atau sangat lambat direspon, ia tak akan ambil pusing atau menunggu, ia akan mencoba alternatif lain atau mencari orang lain yang memang bisa membantunya atau pun bekerjasama dengannya.

3. Senantiasa melakukan evaluasi dan introspeksi diri, berbesar hati untuk mengakui setiap kesalahan jika dirinya memang berbuat salah, setelah itu ia memperbaiki kesalahannya tersebut. Memaafkan segala yang menyakitinya dan lebih berfokus untuk bagaimana agar ia menjadi lebih baik dan lebih kuat dari sebelumnya.


4. Senantiasa rendah hati, tak banyak bicara, mengurangi pembicaraan yang tak perlu dan selalu tenang dalam menghadapi berbagai masalah yang ada. Tidak grasa grusu dan selalu berorientasi kepada solusi atau jalan keluar.

Mental struggle ini tidaklah tumbuh dalam waktu satu hari, tapi ia bertumbuh secara bertahap dan jangka panjang, yang dimulai dari cara berpikir yang berkesadaran, tingkah laku yang ajeg atau teguh, kemudian diuji dalam berbagai permasalahan hidup. Dan, yang paling penting adalah ia memiliki karakteristik perbaikan atau introspeksi diri, setiap kali menemukan celah dan kekurangan dalam dirinya, maka dengan segera ia akan memperbaikinya. (@sanik_rdfth)***
Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama