Tantangan ODOP : Absurditas Kisah Seekor Ulat dan Seorang Wanita




 Wanita dengan gaya rambut bop (potongan rambut pendek) berwarna coklat itu terlihat menitikan air mata, sampai-sampai membasahi syal yang ada di lehernya, ia menangis setelah membuka amplop yang berisi sebuah surat, aku rasa itu sebuah surat, karena aku hanya bisa melihatnya dari kejauhan. Malang nian nasibnya, semenjak hari itu, wanita tersebut selalu terlihat murung dan wajahnya muram seperti awan hitam yang menyelimuti langit. Sementara aku masih terus bergelayutan di daun mulberry yang ia tanam di halaman depan rumahnya, aku jadi penasaran dengan apa yang menimpa wanita itu, ahh tapi sudahlah, apa urusannya dengan ku, tapi ia baik, ia menanam mulberry sehingga aku bisa makan, ahh tapi bila wanita itu tau, pasti aku aku akan disingkirkannya.

Hari ini ia sedang bersih-bersih taman dan pot-pot bunga, wah ini alamat tanda kalau aku ketahuan bisa-bisa disingkirkan, aku harus segera melarikan diri, ahh tapi perut gendut ini menyusahkan ku untuk berlari, aku sudah bersusah payah berlari sampai berkeringat tapi ternyata masih diujung daun, La hauwla wa quwwata ila billah, Wahai Rabb Sang Maha Pemelihara, Sang Maha Pelindung, hamba berpasrah pada-Mu, bila hari ini hamba harus mati maka hamba memohon agar hamba mati dalam ridho-Mu, bila pun hamba masih diberikan kesempatan hidup, hamba memohon agar engkau hidupkan hamba dalam ketentuan-Mu.

Aku tetap berikhtiar dengan berlari semampu ku, sejenak kemudian, hei sepertinya dia melihat ku, kemudian aku mematungkan diri diam tak bergerak, agar ia tak mencurigai ku, alih-alih aku berdiam, dia malah makin mendekati ku

“Hei, jenis ulat apa ini? Wahh kau menggerogoti daun mulberry ku, tapi aku baru melihat ulat jenis ini, warnanya seputih susu dan bergaris biru memanjang, walau kau sudah merusak daun mulberry ku, aku memaafkan mu”

“lagi pula kau lucu sekali ulat, baiklah aku akan merawat mu, aku ingin melihat mu berproses menjadi kepompong dan kupu-kupu”

seperti itulah dia bercakap, kemudian dia membawaku ke dalam rumah, aku ditaruhnya ke dalam toples kaca bersama dengan potongan daun mulberry tempat ku menempel.

“Nah sekarang kamu sudah aman, Ulat
“Baiknya kau ku beri nama apa yaa? Heumm, ahaa! Aku beri kau nama Hirumi
“Nama yang cantik bukan!”. Wanita itu tersenyum-senyum

Heiii! Aku ini laki-laki, kenapa dia menamai ku Hirumi, ah ya sudahlah, lagi pula dia tidak akan bisa mendengarku. Tiba-tiba suara gawai canggih wanita itu terdengar berdering, lalu dia pun menangkatnya, sedikitnya aku bisa mendengar percakapannya, karena terdapat lubang udara di penutup toples kaca tempat aku disimpan

“Bagaimana mungkin?” Tanya wanita itu histeris, lalu kemudian dia jatuh dengan menyungkurkan dirinya

“Yaa Tuhan, mengapa sedemikian rupa kau timpakan semua ini, bukankah baru kemarin aku menerima surat yang menyakitkan”

wanita itu terlihat kuyu, kemudian dia menghampiri ku, dia memandangi ku, tapi aku sedang makan daun-daun mulberry, ah biarkan saja dia memandangiku, aku butuh persiapan makan yang banyak sebelum aku melakukan tapa suci ning jiwa, tapa bersih ning ati, tapa anyar ning raga, tapa sukma ning rasa (menjadi kepompong).

“Hai Hirumi, seandaninya kamu bisa mendengarku, aku ingin bercerita denganmu”

tentu saja aku bisa mendengar mu, tapi kamu tidak akan bisa mendengarku

“Mengapa Tuhan menciptakan mu sedemikian lemah, Lihatlah dirimu, tidak memiliki perlindungan apapun, tinggal diinjak maka kau mati, terlebih lagi tubuh mu pun lembek”

Justru yang lemah itu kalian para manusia, kami selalu berpasrah diri terhadap apapun yang terjadi, kalian bila diberikan kekusahan mengeluh, diberikan kenikmatan juga mengeluh karena selalu merasa kurang

“Hari ini aku merasa kecewa, mengapa Tuhan sering kali tidak adil dalam memperlakukan ku”

Haddeuh dasar manusia, bukan Tuhan yang tidak adil, tapi kamu yang tidak memahami keadilan Tuhan, bisa jadi setiap masalah atau ujian yang menimpa mu justru itu adalah sesuatu yang menyelamatkan mu. Kemudian aku berhenti makan dan menatap wanita itu, dan wanita itu pun memperhatikan ku

“Kapan kira-kira kau berubah menjadi kupu-kupu?”

#TantanganODOP1 #onedayonepost #odopbatch6

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama