Cerita : Sebuah Kesadaran


Aku telah membuat Rembulanku kecewa, ia merasa terganggu dengan kehadiranku, menurutnya perasaanku hanyalah delusi semata untuk novelku. Rasanya begitu sakit, pedih memang, karena aku tak punya cara lain lagi selain menulis untuk menuangkan perasaanku, lalu dikatakannya itu hanya delusi. Ia mungkin memang delusi, delusi bagiku yang teramat bodoh berkhayal untuk bisa berada di sisi Rembulan.

Dari awal harusnya aku sudah harus sadar, bahwa ia tak memiliki perasaan apapun padaku, ia hanya kasihan karena aku sudah datang begitu jauh. Selama ini mencintainya dalam diam, dan kini pun harus merasakan tangis dalam diam.

Tapi biarlah, setidaknya sekarang aku bisa benar-benar sadar, jangan terlalu berharap, dan tahu diri. Langit biru masih membentang luas, ini bukan akhir dari segalanya, ini adalah awal diriku untuk terus bangkit, dengan sambil perlahan mengobati luka dan perih.

Apa yang sudah Tuhan peruntukan untukku, maka pasti dia akan menjadi milikku. Aku tak perlu khawatir, ini sudah kehendaknya, ini hanyalah lembaran hidup yang mesti aku lalui dan aku rasakan.
Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama