Apa yang manusia cari?


Di dunia ini, hampir sebagian besar umat manusia banyak berebut perkara materi, ada yang mengincar kehormatan, kekayaan, status sosial, popularitas, kedudukan dan lain sebagainya, sehingga berbagai cara dilakukan untuk bisa mendapatkannya, bahkan dengan cara yang memalukan sekalipun.

Kebanyakan dari manusia lupa dan tenggelam dalam semu materialistik yang sebenarnya pada titik tertentu, hal itu semua (materi) akan binasa.

Bahkan saking serakahnya, saking bernafsunya manusia terhadap materi, sampai menghalalkan segala cara untuk bisa mendapatkannya. Ada yang menipu, merampok, korupsi dan bahkan membunuh satu sama lain.

Pernahkah dari kebanyakan manusia berpikir, tentang tujuan akhir dari apa yang ingin dicari dan diraihnya, apa tujuan atau motif sebenarnya bagi manusia untuk mendapatkan itu semua.

Ketika manusia menyadari dan memahami hakikat dari pada dunia, mungkin tidak akan terjadi kerusakan-kerusakan yang begitu parah di muka bumi. Penyakit utama dari sifat manusia yang menyebabkan kerusakan di muka bumi adalah kerakusan, ketakamakan dan keserakahan, iri dengki, tak mau kalah dari yang lain, atau merasa ingin lebih unggul dari yang lain.

Merasa bahwa manusia adalah penguasa dan berhak memiliki segala apapun yang ada di muka Bumi, kemudian berlaku dan bertindak sesuka hati. Menghancurkan gunung, meracuni sungai dan laut dengan limbah industri, membakar hutan, meratakan sawah, rawa dan bukit untuk memenuhi hasrat keserakahannya. Melakukan kecurangan dan tindakan picik lainnya untuk bisa mendapatkan kedudukan yang diinginkan, tak peduli dengan menipu atau pun berbohong, semua dilakukan demi meraih apa yang diinginkan oleh nafsunya.

Bila direnungi kembali, sebenarnya apa yang manusia cari di dunia ini? Untuk apa semua kekayaan, jabatan, harta, popularitas dan semua keinginan itu, ketika manusia mati, semua itu tak berdampak sama sekali. Mobil mewah takkan ikut dikubur, rumah besar takkan di bawa mati, bahkan pasangan hidup, takkan mau ia ikut dikubur.

Apa yang sebenarnya manusia cari di hidup ini, sehingga sampai sebegitunya babak belur mengejar dunia, mati-matian menghabiskan waktu untuk mengejar kehidupan dunia, padahal hidup di dunia ini hakikatnya begitu singkat walaupun kelihatannya berlangsung lama. Sehingga kita tak memiliki waktu untuk merenungi dan memaknai hidup yang singkat ini, semua waktu habis hanya untuk mengejar materi semata.

Tapi, bukan berarti kita mengesampingkan keperluan terhadap dunia, yang dimaksud di sini adalah bagaimana kita memaknai kembali dari tujuan capaian dunia yang ingin kita raih selama ini, hal ini, agar kita sebagai manusia bisa "ngegas dan rem" terhadap tindak tanduk dari apa yang dilakukannya.

Yaitu mengambil segala sesuatu sesuai keperluannya, tidak berlebihan, ia tetap bekerja mencari penghidupan sebaik mungkin untuk kehidupannya dengan cara yang baik, dan memiliki tujuan jangka panjang,  yaitu kehidupan akhirat.

10 Komentar

  1. Hidup dengan mengupayakan keseimbangan kehidupan ya kang? Kerenn

    BalasHapus
  2. Dalam Islam sudah jelas pakemnya di surat Al Qoshos 77 ya, harus seimbang.
    Masyaallah mudah2an kita berkembang menjadi manusia yang tawazun.

    BalasHapus
    Balasan
    1. Amiin, mudah-mudahan senantiasa diberikan hidayah kita semua

      Hapus
  3. Can't agree any more. Mungkin apa-apa yang di dunia itu lebih mudah dicari dan didapatkan, juga lebih keliatan hasilnya (dan kuantitatif) dibanding tujuan akhirat. Saya pikir, hanya orang yang bijak yang mampu melihat mana yang perlu diraih dengan gigih: kesenangan dunia atau akhirat. Tentu tidak lupa tetap memenuhi kebutuhan dunia karena masih hidup di dunia

    BalasHapus
    Balasan
    1. Di paragraf akhir kan dijelaskan, bahwa bukannya gk boleh ngejar materi atau dunia. Soalnya kita juga kan masih hidup di dunia dan membutuhkan materi hehe, tapi lebih kepada memaknai ulang tujuan Mlmenggapainya itu untuk apa. Misalnya keuekeuh pengen Mobil, nah alasannya itu kenapa sih harus punya mobil, untuk apa sih. Apakah untuk kesenangan pribadi atau bagaimana. Soalnya banyak pejabat kita, punya banyak mobil, padahal semua fungsinya sama aja. Tapi tetangga disekitarnya, tiap hari kelaparan. Lebih ke situ sih arahnya :D

      Hapus
  4. Benar, akhirat adalah tujuan akhir. Semangat terus kak untuk menulis 😍

    BalasHapus
  5. Saya bingung mau komentar apa, seolah baca tulisan filsuf. Mungkin level kognitif saya belum menyentuh pemahaman dan maksud tulisan kakak. Tapi saya salut bisa menulis materi tinggi yang bisa disampaikan dengan lebih sederhana.

    BalasHapus
Posting Komentar
Lebih baru Lebih lama