Sekilas Tipis-tipis Tentang Cinta Platonik



Plato adalah seorang filsuf di zaman yunani kuno, ia yang mengemukakan gagasan tentang cinta platonik. Jadi, apa itu cinta platonik, mari kita berkenalan dengan kaum cinta platonik.


Cinta platonik sebenarnya salah satu jenis mencintai yang paling hakiki, karena, yang mereka cintai adalah jiwa dari sang cinta itu sendiri. Mereka tak peduli apakah cinta mereka berbalas atau tidak. Jika mereka mencintai, ya cukup mencintai saja, apakah yang dicinta akan membalas perasaannya atau tidak, itu bukan urusan bagi mereka, yang ingin mereka lakukan adalah memberikan kebaikan, kebahagiaan dengan sepenuh perasaan mereka kepada yang mereka cinta, tanpa berharap cinta mereka berbalas.


Mereka lebih memilih untuk menyimpan perasaan mereka sendiri, sampai yang dicinta menanyakan perasaan mereka, barulah mereka akan mengatakan dan mengungkapkannya (agak berat nih kalau begini, haddeuh). 


Cinta platonik adalah cinta yang tidak pernah memaksa, ia sepenuhnya adalah kerelaan dan ketulusan, namun tetap di atas akal rasional. Sehingga, ada kekurangan dan kelebihan dalam diri kaum cinta platonik.


Kekurangan sekaligus kelebihan para kaum cinta platonik. Pertama, mereka sulit jatuh cinta, akal rasionalnya terlalu mendominasi, sehingga mereka hampir tak bisa mengenali perasaan mereka sendiri.


Kedua, sekalinya cinta, saat mereka sadar bahwa diri mereka jatuh cinta, maka biasanya mereka akan menyimpannya sendiri, berat bagi mereka untuk mengakui jika mereka jatuh cinta atau mencintai seseorang, atau kadang terlambat menyadari perasaannya. Mereka tak ingin perasaan menguasai akal. Sedangkan, cinta adalah rasa.


Yang mereka cintai adalah sang jiwa, bagi mereka, percuma memiliki badan fisik dari yang dicinta jika rasa sang jiwa tak hadir membersamai.


Termasuk juga salah satu sifat cinta platonik adalah cinta dalam diam atau dalam doa (bagi yang berTuhan), hal ini sungguh berat, rasanya akan sangat menyakitkan jika sang diri tak mampu menahan pedihnya menyimpan dan menanggung beban perasaan tersebut.


Maka, bagi anda yang tak sanggup, jangan sesekali memilih jalan cinta platonik, kecuali anda sudah siap menerima segala konsekuensinya.

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama