#Cacahan : Bumi dan Manusia

(Sumber gambar dari Google)


Antara bumi dan manusia adalah satu kesatuan yang tidak bisa terpisahkan, namun sering kali kita tidak menyadari hal itu, bila kita teliti bahwasanya kita manusia bila ditanya berasal dari mana, maka kita akan menjawab bahwa kita berasal dari ayah ibu kita, ayah ibu kita berasal dari kakek nenek dan seterusnya, yang bermuaranya kepada manusia pertama yang diciptakan, yaitu Adam a.s dikisahkan bahwa Adam diciptakan dari tanah liat kering yang berasal dari lumpur.

26.  Dan Sesungguhnya kami Telah menciptakan manusia (Adam) dari tanah liat kering (yang berasal) dari lumpur hitam yang diberi bentuk. (Q.S Al Hijr ayat 26).

Di dalam diri manusia terdapat empat unsur, yaitu bumi (tanah), air, api dan udara, karena tanah liat kering itu terbentuk dari tanah yang tercampur dengan air (lumpur) dan dikeringkan oleh panas api dengan bantuan udara, maka dalam diri manusia terdapat empat unsur tersebut, dan ke empat unsur tersebut berada di muka bumi dan alam semesta, maka kita bisa menarik kesimpulan bahwasanya makro kosmos manusia adalah bumi dan alam semesta itu sendiri, bumi dan alam semesta adalah diri kita (manusia) dalam wujud makro.

Sekarang coba silakan saja, bisakah manusia tidak menghirup udara, tidak minum air yang berasal dari bumi dan alam semesta, tidak mengambil hasil dan manfaat yang berasal dari bumi, tidak menjejakan kakinya dibumi dan tidak mengambil manfaat dari api dan cahaya matahari dalam jangka waktu lama, bisakah manusia hidup tanpa ke empat unsur tersebut?

Bumi yang setiap hari kita membuang hajat diatasnya, mengencinginya, kita injak-injak, kita mengambil manfaat atasnya, ia (Bumi) selalu ridho dan tidak pernah menuntut atas perlakuan tersebut, tapi sering kali ada diantara kita angkuh terhadap bumi, berlaku sombong dan semena-mena, melakukan kerusakan diatas muka bumi, meracuni air-air bumi dengan limbah kimia, meracuni udara-udara bumi dengan asap karbon yang berbahaya, membuang sampah sembarangan, menebang pohon sembarangan, sungguh tidak menjaga Bumi, itu baru kerusakan yang sifatnya material fisik atau kebendaan, belum lagi kerusakan yang sifatnya moral dan sosial.

Bila kita mau berpikir sejenak, sebenarnya bukan Bumi yang memerlukan manusia, tapi manusia lah yang memerlukan Bumi, Bumi tidak terpengaruh sekalipun bila air-air di muka bumi ini menjadi beracun atau mengering, tanah-tanah menjadi gersang dan udara menjadi berbahaya untuk dihirup, hal itu tidak berarti apapun bagi Bumi, tapi justru hal itu sangat berarti dan mempengaruhi kehidupan manusia, manusia bisa jadi menderita, manusia tidak bisa hidup. Ketika kita merusak bumi, sebenarnya kita sedang merusak diri kita sendiri sebagai umat manusia, karena bumi adalah wujud makro kosmos dari diri manusia, maka sudah selayaknya kita sadar untuk mengubah sikap serta perilaku kita terhadap Bumi, tempat dimana kita hidup dan tinggal saat ini.
Bila tak ada manusia sekalipun, Bumi masih bisa tetap hidup dan berjalan sebagai mana mestinya, akan tetapi bila manusia tanpa Bumi, apakah masih bisa hidup?
Bumi pun sama halnya dengan kita, yaitu sama-sama makhluk ciptaan Allah, jika kita merusak bumi, maka sama saja kita sudah mendurhakai Allah.

11.  Dan bila dikatakan kepada mereka: "Janganlah kamu membuat kerusakan di muka bumi". mereka menjawab: "Sesungguhnya kami orang-orang yang mengadakan perbaikan.
(Q.S Al Baqarah ayat 11)

Menurut Asbabun Nuzulnya, ayat ini jelaskan tentang bagaimana orang-orang kafir Makkah ketika mereka diperingati untuk tidak melakukan kerusakan di muka bumi, dikatakan kepada mereka agar jangan berbuat kerusakan di muka bumi, tapi mereka menjawab bahwasanya mereka mengadakan perbaikan, padahal yang mereka lakukan sebenarnya adalah kerusakan yang nyata.

Kita dilarang berbuat kerusakan di atas muka bumi, ketika berbicara dilarang membuat kerusakan di bumi, itu bukan berarti hanya persoalan kerusakan fisik saja, misalnya merusak lingkungan atau merusak alam, tapi kita juga dilarang berbuat kerusakan moral dan sosial, misalnya saling berperang, memfitnah, membunuh, mencuri, zina, mabuk-mabukan, judi dan kerusakan moral lainnya yang memperturutkan hawa nafsu semata yang akhirnya membuat kehidupan di muka Bumi menjadi tidak aman, berbahaya dan menakutkan.

Bila kita dilarang berbuat kerusakan di bumi, maka sebaliknya, yaitu kita harus memakmurkan dan menjaga bumi ini dengan baik, dengan menjaga kelestarian bumi dari sisi fisik dan sosial maka itu sama halnya dengan kita taat kepada perintah Allah, bila kita taat kepada Allah, maka Allah akan melimpahkan segala berkah dan kebaikan kepada kita semua, Insyaallah. Wallahua’lam bi Shawab


Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama