Filosofi Anglaras Ilining Banyu Angeli, Ananging Ora Keli dari Sunan Kalijaga


SCALEUPJOURNEY - Salam hangat sahabat baik Journian, senang sekali bisa bertemu lagi dalam tulisan ringan, kita akan terus berbagi teknologi mutakhir terkait "software OS manusia" yaitu mindset atau cara berpikir.

Pikiran atau cara berpikir manusia ibaratkan OS alias operating system dalam komputer, OS tersebut lah yang nantinya akan memberikan pengaruh besar terhadap output yang dihasilkan oleh hardware.

Dalam kaitannya dengan manusia, maka pikiran, isi pikirkan dan cara berpikir manusia akan menentukan output dari sikap, perilaku dan pandangan hidupnya.


Kali ini kita akan membahas hal yang terkait dengan pemikiran, tentu saja ranah filsafat pemikiran, namun, kali ini kita akan menggali dari tokoh nusantara dari kalangan cendekiawan budayawan agamawan, yaitu Sunan Kalijaga.

Menurut kami, kondisi di era saat ini, sangat cocok dan betapa masih relevannya pemikiran filosofis dari Sunan Kalijaga, yaitu "Anglaras Ilining Banyu Angeli, Ananging Ora Keli", yang artinya "Menyesuaikan diri dengan mengalirnya air tapi tidak terbawa arus dan jangan sampai tenggelam".

Beberapa waktu yang lalu, kita membahas terkait filosofi Bus Mewah Herbert Marcuse, yaitu terkait orang-orang yang lupa tujuan akibat kemewahan Bus kapitalistik semu yang menipu.


Kini, kita akan membahas terkait tujuan dan sikap hidup, dalam filosofi pemikiran yang dikemukakan oleh Sunan Kalijaga, "Anglaras Ilining Banyu Angeli, Ananging Ora Keli", maksudnya yaitu adalah kita mengikuti perkembangan zaman, mengikuti apa yang sekarang ada dan hadir di kehidupan, seperti sekarang ada gadget, kemajuan teknologi, sosial media, internet dan kemudahan lainnya, kita terima itu semua dengan baik.

Bukan malah anti kemajuan, seperti menolak internet, menolak sosial media, atau menolak perkembangan teknologi dan lain sebagainya.

Tapi, yang disarankan oleh Sunan Kalijaga adalah sesuaikan diri dengan perkembangan zaman, namun harus tetap memiliki prinsip nilai dan tujuan, jangan sampai terbawa arus apalagi tenggelam oleh arus.


Ibarat saat kita di atas aliran sungai, kita tetap mengikuti aliran sungai, namun kita masih bisa mengendalikan akan kemana nanti perahu kita menepi, apakah akan berhenti di tujuan kota A, Kota B atau berhenti dengan tujuan di muara.

Maka, yang penting dalam hidup adalah memiliki prinsip dan nilai hidup yang dipegang dengan kokoh dan kuat, sehingga hingar bingar kapitalistik dan tipuan semu Bus mewah tak melenakan kita. Kita telah memiliki arah dan tujuan berdasarkan nilai prinsip hidup yang kita miliki, dengan memanfaatkan dan menerima perkembangan teknologi atau pun kemajuan zaman. (Dipa Amarta Wikrama / Sanik Radu Fatih)***
Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama