Mengelola dan Menghadapi Rasa Takut




Artikel ini merupakan artikel distribusi dan diterbitkan pertama kali di sanikradufatih


SCALEUPJOURNEY.MY.ID - Merasa takut dan memiliki rasa takut adalah hal yang wajar dan alamiah, rasa takut hadir agar kita tidak gegabah dan selalu waspada serta berhati-hati dalam bertindak. Rasa takut juga bisa menjadi suatu rem psikologis bagi sifat angkuh dan keserakahan atau pun ketamakan makhluk bernama manusia. Tanpa rasa takut, manusia akan bertindak semena-mena.

Sehingga, dalam porsi tertentu, rasa takut memang masih tetap diperlukan, tapi rasa takut yang seperti apa yang bisa membangun karakter dan kekuatan diri dan rasa takut yang bagaimana dan seperti apa yang bisa berdampak buruk dan merusak diri, hal seperti ini yang mesti dipahami bersama agar kita bisa mengelola rasa takut dengan bijak.

Kadang kala atau bahkan seringnya, kita sering keliru menempatkan rasa takut beserta (khawatir dan cemas) yang bukan pada tempatnya. Sesuatu yang harusnya kita merasa takut, justru hal tersebut malah kita tantang dan langgar, tapi untuk sesuatu yang seharusnya kita tak perlu merasa takut, justru kita malah takut dan khawatir, ini adalah sebuah fenomena kekeliruan dalam menempatkan dan memposisikan rasa takut. Istilahnya, salah mengelola rasa takut.

Baca juga : Seni Melepaskan

Lalu, sebaiknya bagaimana? Rasa "Takut" yang bisa membuat karakter diri menjadi lebih dewasa dan matang adalah rasa takut kepada sesuatu atau tindakan yang salah dan menimbulkan keburukan, rasa takut hanya boleh kita hadirkan ketika kita tahu bahwa sesuatu itu salah atau buruk maka disitulah mesti rasa takut itu dimunculkan.

Misalnya, takut jika menyakiti hati orang lain, takut jika melanggar aturan, takut jika sengaja berbuat salah, sudah tahu hal itu dilarang dan tak diperbolehkan tapi malah sengaja dilanggar, di situlah mestinya ada rasa takut.

Dan untuk sesuatu yang seharusnya tak perlu kita takuti, maka sebaiknya kita tak perlu takut dan khawatir, hadapi rasa takut tersebut.

Misalnya, banyak dari kita merasa takut dan khawatir akan masa depan, takut tidak bisa ini dan itu, takut tidak mampu, takut gagal, takut salah dan berbagai ketakutan-ketakutan lainnya yang tidak berdasar yang sebenarnya hal tersebut pun tak perlu dikhawatirkan dan ditakutkan.


Sebenarnya, ketakutan yang tak berdasar lebih banyak muncul dari dalam pikiran, pikiran kita yang dipengaruhi rasa takut yang berlebihan maka secara alamiah akan membuat visualisasi dari imajinasi yang ditakutkan oleh diri kita sendiri. Padahal, realitanya ternyata tidak demikian, tidak seperti apa yang kita pikiran, kita belum mencoba hal tersebut tapi rasa takut sudah merayapi dan menggerogoti diri.

Misalnya, bagi yang sedang menyelesaikan skripsi, ia kadang merasa takut bagaimana kalau telat lulus, takut dosen pembimbingnya mempersulit, takut skripsinya tidak beres dan berbagai ketakutan-ketakutan yang tidak berdasar, nyatanya, saat dijalani ternyata tidak demikian, tidak se-menakutkan seperti apa yang ada di dalam pikiran, biasa saja. Justru kadang berkebalikan, ternyata dosen pembimbingnya membimbing dengan baik, skripsinya mudah dikerjakan dan lain sebagainya.

Begitu pun dengan banyak hal lainnya, seperti dipekerjaan, saat dipercaya untuk naik jabatan, pindah posisi atau diberikan kepercayaan untuk mengelola atau mengerjakan ini dan itu, maka jangan takut dan khawatir, tentu saja dengan tetap berupaya untuk mempelajari hal tersebut.


Jangan pernah takut untuk melangkah demi sesuatu yang lebih baik, jangan takut untuk sebuah kesempatan baik, jangan takut untuk mencoba segala yang bisa menjadi pembelajaran bermanfaat bagi hidup.

Berani melangkah untuk hal yang baik, berani mengambil risiko untuk kesempatan berharga, berani mencoba untuk sebuah pembelajaran hidup yang bermanfaat.

Takutlah jika melanggar aturan yang telah disepakati bersama, takutlah jika berbuat buruk dan menyakiti orang lain, takutlah jika membicarakan keburukan orang lain, takutlah terhadap segala hal yang bisa memunculkan potensi buruk, takutlah jika perilaku dan hidup kita menyusahkan orang lain. Takutlah terhadap segala hal yang bisa menimbulkan dampak buruk bagi hidup.

Beranilah terhadap segala kesempatan baik, beranilah untuk mencoba belajar hal baru, beranilah untuk memberikan kepercayaan pada diri dan orang lain, beranilah mengambil langkah dan risiko untuk hal yang berdampak baik.

Cara menghadapi rasa takut adalah dengan menghadapinya dan fokus pada momen saat ini atau istilah populernya adalah sadar akan moment present. Dari pada overthinking terhadap sesuatu yang belum jelas dan belum tentu terjadi, lebih baik fokus pada momen saat ini, momen di mana kita berada saat ini, maksimalkan dan lakukan upaya terbaik yang bisa kita lakukan saat ini.

Kunci utamanya adalah sadar terhadap moment present, fokus pada saat ini, di waktu ini dan detik ini. Lakukan saja segala hal yang terbaik yang bisa kita lakukan dan upayakan di saat ini.

Tak perlu mencemaskan dan merisaukan future moment alias masa depan, karena kita belum tahu apa yang akan terjadi di depan sana, maka jalani dan lakukan saja apapun yang terbaik yang bisa dilakukan di saat ini, di moment ini.***


*Noted
Layanan konsultasi, coach dan mind therapy bisa menghubungi via instagram @sanik_rdfth
Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama