4 Titik Fase dan Pola Hidup Manusia : Falling Point Phase atau Fase Titik Jatuh (1)



SCALEUPJOURNEY - Hai sahabat Journian semua, bagaimana kabarnya? semoga senantiasa dalam keadaan sehat dan baik ya. Lama rasanya kita tak bertegur sapa lagi melalui tulisan atau sekedar berbagi hal ringan tentang pandangan hidup.

Di tulisan kita kali ini, kita akan membahas tentang 4 fase siklus dinamis hidup manusia secara singkat dan ringan, serta bagaimana dan hal apa yang sebaiknya dilakukan ketika menghadapi siklus yang tak kunjung berhenti tersebut.

Kami menamakan teori ini dengan siklus hujan, karena pola dan fasenya mirip dengan siklus yang dialami oleh fenomena hujan.


Pola dan siklus ini akan berbeda-beda tergantung pengalaman dan wawasan yang dimiliki oleh orang tersebut. Dalam hidup ini, ada 4 fase yang pasti dan tidak akan bisa dihindari, hanya saja di titik kedua dan ketiga, bisa menjadi penentu arah gerak dan keputusan yang nanti diambil.

4 Fase tersebut yaitu, titik jatuh, titik refleksi, titik kesadaran dan titik bangkit. Untuk yang pertama, kita akan membahas titik jatuh.

Falling Point Fase

Di kehidupan ini, tak ada satu pun orang yang bisa menghindari kejatuhan, setiap orang, lembaga atau bahkan apapun itu, akan mengalami titik jatuh. Kenapa hal tersebut bisa terjadi, itu karena hal tersebut adalah sesuatu yang alamiah, hal itu adalah hukum alam, pasti terjadi dan tak bisa dihindari. Selama kita terikat dengan kehidupan, maka hukum tersebut akan berlaku.

Hanya saja, setiap titik kejatuhan setiap orang atau entitas akan berbeda-beda, ada yang terjatuh karena kondisi A, ada yang terjatuh setelah bertahan sekian puluh tahun dan lain sebagainya.

Di kesempatan ini, kita akan lebih mengerucutkan titik jatuh dengan fase naik turunnya kehidupan seseorang secara jiwa maupun terkait materil.


Ada orang yang ketika karirnya berkibar tapi tiba-tiba saja ambyar karena suatu masalah, kemudian dia merasa itu adalah titik jatuhnya. Ada yang telah bertahun-tahun mendamba kehadiran sang buah hati, namun dia mengalami keguguran, dan merasa itu adalah titik jatuhnya. Ketika ada sebuah keluarga yang terlihat harmonis, saling akrab dan menyayangi satu sama lain, tapi tiba-tiba di perjalanannya mengalami konflik dan pengkhianatan keluarga, dan di situ para anggota keluarga merasa itu adalah titik jatuhnya dalam hidup.

Tidak bisa tidak dan tak bisa dihindari, bahwa titik jatuh akan selalu menghampiri kehidupan yang kita jalani. Tak selamanya kita selalu sehat, tak selamanya hubungan selalu harmonis, tak selamanya kita akan terus berasa dipuncak, akan ada satu titik di mana momen kejatuhan akan menghampiri kita.

Hanya saja, setiap momen atau keadaan memiliki definisi tentang kejatuhannya masing-masing. Ada yang merasa hidupnya jatuh saat mengetahui wanita yang dicintainya selama bertahun-tahun ternyata malah menikah dengan orang lain. Ada yang gagal skripsi atau gagal tesis dan ia merasa itu adalah titik jatuhnya dalam hidup.


Yang mesti kita pahami dalam titik jatuh adalah sikap kita selanjutnya, memang berat dan bisa dikatakan tak ada satu pun orang yang menginginkan dirinya jatuh, karena di manapun, rasanya jatuh itu pasti sakit.

Bahkan jatuh cinta sekali pun bisa membuat kita sakit, misalnya jatuh cinta pada seseorang yang tak mencintaimu atau jatuh cinta pada seseorang yang mustahil untuk kamu dapatkan cintanya, sesuatu hal yang "jatuh, setidaknya akan menyebabkan rasa sakit. Seperti jatuhnya harga saham, jatuhnya harga diri, jatuhnya kehormatan dan lain sebagainya.

Intinya, kata "jatuh" selalu memiliki konsekuensi dan makna yang akan menyebabkan suatu rasa sakit.

Kita tidak pernah tahu akan di mana, di kondisi seperti apa, di momen yang bagaimana dan di situasi yang seperti apa "titik jatuh" itu datang menghampiri hidup kita.

Oleh sebab itu, dengan memahami hakikat fase dari siklus ini, setidaknya diri kita telah mengkondisikan atau pun menyiapkan mental jika sewaktu-waktu "titik jatuh" tersebut hadir di hidup kita.


Ada beberapa fase yang akan kita lewati dan menjadi penentu sikap diri, inilah yang mesti kita waspadai, pelajari dan pahami. Sebab, jika salah langkah maka akan menghasilkan output yang mungkin bisa merugikan

Fase 3 di awal adalah permulaan, fase ke 4 itulah yang merupakan output dari tiga fase yang kita lalui.

Fase 3 awal tersebut yaitu, Falling Point, Reflection Point, Awaken Point. Sedangkan, di fase 4 ini ada 3 output yang nanti dihasilkan, tergantung dari proses yang terjadi di 3 fase awal, fase output tersebut yaitu bisa memunculkan fase Turning Point and Rise Up, Stagnan point atau Broken Point. Itu semua tergantung bagaimana kita mengelola dan memproses kejadian di setiap tahapnya, ada yang kemudian Rise Up, ada yang Stagnan dan ada pula yang Broken.


 (@sanik_rdfth)***

Posting Komentar (0)
Lebih baru Lebih lama